Shadow AI: Penggunaan AI Tanpa Sepengetahuan Perusahaan
Estimasi waktu baca: 5 menit
- Definisi shadow AI mencakup penggunaan alat AI tanpa izin resmi.
- Faktor penyebabnya termasuk ketidaksabaran dan ketersediaan alat.
- Dampak penggunaan shadow AI dapat meningkatkan risiko keamanan data.
- Strategi meliputi kebijakan khusus dan edukasi bagi karyawan.
Daftar Isi:
- Definisi Shadow AI
- Cara Shadow AI Terjadi
- Faktor Penyebab Shadow AI
- Dampak dan Risiko Penggunaan Shadow AI
- Strategi Menghadapi Shadow AI
- Kesimpulan
Definisi Shadow AI
Shadow AI merujuk pada penggunaan alat, aplikasi, atau platform kecerdasan buatan oleh karyawan tanpa sepengetahuan atau persetujuan dari pihak resmi perusahaan, seperti departemen IT atau tim keamanan siber. Konsep ini serupa dengan istilah shadow IT, di mana perangkat lunak atau layanan digunakan tanpa otorisasi. Seperti yang dijelaskan oleh IBM dan Wiz, shadow AI memungkinkan karyawan untuk berinovasi dan mencari solusi tanpa melalui proses formal yang sering kali memakan waktu.
Cara Shadow AI Terjadi
Shadow AI umumnya terjadi ketika karyawan menggunakan alat AI populer seperti ChatGPT, Google Gemini, atau Copilot untuk mempercepat pekerjaan mereka tanpa memberi tahu atau meminta izin dari tim IT. Mudahnya akses ke alat AI berbasis cloud dan open-source memberi kemudahan bagi siapa saja untuk mencoba teknologi ini tanpa perlu keahlian teknis yang mendalam. Misalnya, karyawan mungkin menggunakan AI untuk menganalisis data perusahaan atau mengotomatisasi tugas tanpa pengawasan. Dengan begitu, potensi risiko keamanan harus menjadi perhatian serius. Sebagaimana dinyatakan oleh Grip Security, penggunaan alat AI yang tidak diawasi dapat menimbulkan berbagai masalah.
Faktor Penyebab Shadow AI
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya shadow AI di lingkungan kerja:
- Ketidaksabaran karyawan terhadap lambatnya proses adopsi resmi teknologi AI di perusahaan.
- Larangan yang diterapkan oleh perusahaan, yang justru mendorong karyawan untuk mencari “jalan pintas” melalui penggunaan alat AI secara tidak resmi.
- Kurangnya pemahaman tentang kebijakan yang berkaitan dengan penggunaan AI.
- Ketersediaan layanan AI yang mudah diakses dan sering kali dengan biaya rendah, sehingga karyawan merasa bahwa berinovasi dengan AI adalah hal yang memungkinkan dilakukan.
Sumber informasi bisa ditemukan di artikel oleh Kopi Pagi dan Wiz.
Dampak dan Risiko Penggunaan Shadow AI
Meskipun shadow AI dapat meningkatkan produktivitas, ada banyak risiko yang tidak bisa diabaikan:
- Risiko keamanan data: Data perusahaan dapat terekspos ke pihak ketiga, seperti penyedia layanan AI, yang dapat menggunakan data pengguna untuk melatih model mereka. Hal ini jelas berpotensi mengurangi keamanan data perusahaan.
- Kepatuhan dan regulasi: Penggunaan shadow AI bisa menyebabkan pelanggaran terhadap peraturan perlindungan data dan standar kepatuhan yang ditetapkan di perusahaan.
- Kurangnya pengawasan: Tanpa adanya monitoring, jenis data yang diproses oleh AI menjadi tidak terkontrol, sehingga meningkatkan risiko kebocoran atau penyalahgunaan data.
- Kesalahan dan bias: Output dari AI yang tidak terkontrol dapat menghasilkan kesalahan atau bias yang tidak terdeteksi. Kesalahan ini bisa berdampak serius pada pengambilan keputusan bisnis.
Statistik menarik juga menunjukkan bahwa 75% pekerja menggunakan AI dalam pekerjaan mereka, dengan 78% di antaranya mengandalkan alat AI pribadi mereka di lingkungan kerja, menurut laporan dari Wiz. Gartner mencatat, pada tahun 2022, 41% karyawan telah menginstal dan menggunakan aplikasi yang tidak terdaftar di departemen IT, dan angka ini diperkirakan meningkat menjadi 75% pada tahun 2027.
Strategi Menghadapi Shadow AI
Untuk mengatasi masalah shadow AI, perusahaan perlu menerapkan beberapa strategi efektif:
- Membuat kebijakan khusus terkait penggunaan AI: Kebijakan ini perlu disosialisasikan kepada seluruh karyawan dan lebih mendetail dibandingkan dengan kebijakan TI umum yang sudah ada.
- Pendekatan proaktif dalam adopsi AI: Perusahaan bisa mendorong penggunaan AI yang aman dengan menyediakan platform dan alat AI yang sudah melalui proses audit keamanan.
- Edukasi dan pelatihan: Meningkatkan kesadaran karyawan tentang risiko yang terkait dengan penggunaan AI di lingkungan kerja sangat penting untuk meminimalkan penggunaan shadow AI.
- Monitoring dan audit: Mengimplementasikan sistem pemantauan aktivitas digital dapat membantu dalam memantau penggunaan alat AI secara efektif tanpa mengganggu produktivitas.
Kesimpulan
Shadow AI adalah fenomena yang tumbuh pesat seiring dengan kemudahan akses terhadap teknologi AI dan kebutuhan akan efisiensi di tempat kerja. Meskipun dapat meningkatkan produktivitas, praktik ini memiliki risiko signifikan bagi keamanan dan tata kelola data perusahaan. Penting bagi perusahaan untuk menggabungkan kebijakan yang jelas, edukasi bagi karyawan, serta penyediaan alat yang aman untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan potensi AI di lingkungan kerja. Maka dari itu, Heylo.co.id hadir sebagai solusi yang memudahkan tim customer support dan bisnis kecil untuk membangun AI agent pintar tanpa perlu menulis satu baris kode pun, dalam upaya merangkul teknologi baru dengan cara yang aman dan terkelola.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana Heylo dapat membantu Anda dalam menghadapi tantangan shadow AI dan mewujudkan potensi AI di perusahaan Anda, kunjungi heylo.co.id.
FAQ
Apa itu shadow AI?
Shadow AI adalah penggunaan alat kecerdasan buatan oleh karyawan tanpa persetujuan dari perusahaan.
Bahaya apa yang ditimbulkan oleh shadow AI?
Penggunaan shadow AI dapat menyebabkan risiko keamanan data, pelanggaran kepatuhan, dan kesalahan dalam pengambilan keputusan bisnis.
Apakah ada manfaat dari shadow AI?
Meskipun memiliki risiko, shadow AI juga dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi di tempat kerja.
Bagaimana cara perusahaan mengatasi shadow AI?
Perusahaan dapat mengatasi shadow AI dengan kebijakan penggunaan AI, edukasi karyawan, dan monitoring penggunaan alat AI.